Cheerleading: Seni Pertunjukan dan Olahraga Kompetitif

Cheerleading merupakan salah satu cabang olahraga yang memadukan gerakan akrobatik dengan elemen pertunjukan yang telah dikoreografikan secara khusus. Dalam format kompetitif, pertandingan cheerleading biasanya diselenggarakan dalam bentuk turnamen dimana setiap tim tampil di hadapan dewan juri yang berpengalaman.
Peran Cheerleading dalam Acara Olahraga
Di luar arena kompetisi, aktivitas cheerleading paling sering dikaitkan dengan berbagai pertandingan olahraga seperti sepak bola dan basket. Pada acara-acara tersebut, para cheerleader tampil untuk menghibur penonton selama jeda pertandingan seperti time out atau istirahat babak. Mereka juga melakukan rutinitas pendek untuk merayakan keberhasilan tim yang mereka dukung, seperti setelah touchdown dalam sepak bola, dan memainkan peran penting dalam membangun semangat sekolah.
Sejarah Perkembangan Cheerleading
Secara historis, cheerleading bermula pada tahun 1860-an ketika para pelajar mulai bersorak dan melantunkan yel-yel di acara olahraga di Inggris Raya. Tradisi ini kemudian menyebar ke Amerika Serikat, dengan sorakan “Sis Boom Rah” yang berasal dari mahasiswa dalam pertandingan sepak bola perguruan tinggi pertama antara Rutgers University dan Princeton University pada tahun 1869.
Pada tahun 1877, Princeton membentuk tim cheerleading terorganisir pertama dengan pelatih khusus, yang seluruh anggotanya terdiri dari laki-laki. Menarik, bukan? Pada tahun 1898, seorang mahasiswa University of Minnesota bernama Johnny Campbell diakui sebagai cheerleader pertama dalam sejarah setelah memimpin kerumunan dalam sorakan. Fakta menarik: yel-yel dari tim Princeton asli dan dari Campbell masih digunakan oleh kedua universitas hingga saat ini!
Era Perubahan Gender dalam Cheerleading
Baru pada tahun 1940-an, ketika banyak pria direkrut untuk Perang Dunia II, cheerleading perempuan mulai berkembang pesat. Pada tahun 1950-an, tim cheerleading profesional pertama dibentuk: sebuah tim yang seluruhnya terdiri dari perempuan yang tampil untuk Baltimore Colts dari National Football League (NFL).
Sejak pertengahan 1950-an, cheerleading tetap menjadi olahraga yang didominasi perempuan. Saat ini, cheerleading telah menjadi aktivitas populer bagi anak-anak segala usia sebagai alternatif dari menari.

Struktur Organisasi dan Kompetisi
Terdapat banyak yayasan yang mengawasi olahraga ini. Di antaranya termasuk National Cheerleaders Association, International Cheer Union, USA Cheer, dan Universal Cheerleaders Association.
Turnamen cheerleading menampilkan sejumlah besar tim yang tampil satu per satu di hadapan panel juri. Setiap tim melakukan rutinitas yang berdurasi dua menit tiga puluh detik. Dalam kompetisi yang lebih penting, mungkin terdapat beberapa babak. Namun hal ini tergantung pada masing-masing penyelenggara kompetisi!
Persiapan dan Penilaian Kompetisi
Rutinitas ini cenderung disempurnakan selama klinik cheerleading musim panas, dimana para pelatih dan atlet menghabiskan waktu berjam-jam untuk menghafal dan mengeksekusi rutinitas untuk kompetisi.
Ada berbagai cara untuk menilai kompetisi cheerleading, tergantung pada penyelenggara kompetisi dan level kompetisi tim. Namun secara umum, semua rutinitas cheerleading dinilai berdasarkan tingkat kesulitan, eksekusi, dan kesan keseluruhan.
Elemen Penilaian Utama
-
Kesulitan:
Setiap level kompetisi memiliki elemen wajib yang harus ditampilkan sebagai bagian dari rutinitas -
Eksekusi:
Berdasarkan teknik yang digunakan saat melakukan berbagai elemen, mencakup sebagian besar nilai akhir -
Kesan Keseluruhan:
Mempertimbangkan elemen kreatif rutinitas seperti komposisi, tempo, nilai hiburan, sinkronisasi, dan inovasi
Kategori Keterampilan dalam Cheerleading
-
Keterampilan Membangun:
Elemen yang melibatkan beberapa peserta, seperti piramida dan lemparan -
Keterampilan Tumbling:
Elemen yang sering melibatkan satu peserta, seperti gulungan, lompatan, gerobak, handspring, putaran, dll
Peraturan dan Perlengkapan Wajib
Seragam dan Properti
-
Seragam Cheer:
Setiap tim memiliki seragam bergaya yang dikenakan oleh semua anggota. Seragam ini selalu ketat, dengan beberapa tim memilih untuk memasukkan rok sebagai bagian dari seragam mereka -
Poms:
Juga dikenal sebagai “pom poms”, ini adalah properti plastik bulat yang terlihat seperti seikat tali logam lebar. Cheerleader sering memegang pom ini di tangan mereka saat tampil, meskipun kurang umum dalam acara cheerleading kompetitif
Aturan Kompetisi
- Peserta tidak boleh memiliki apapun di mulut mereka selama rutinitas (permen karet, permen, dll)
- Tidak diperbolehkan memakai perhiasan selama rutinitas
- Rutinitas tidak boleh melebihi durasi dua menit tiga puluh detik
- Setiap atlet harus memiliki setidaknya satu bagian tubuh mereka menyentuh tanah di awal rutinitas tim mereka
- Semua properti harus disetujui sebelum kompetisi
Dampak Budaya dan Media
Cheerleading telah lama memesona penonton dari seluruh dunia. Sementara tim cheerleading modern seperti Dallas Cowboys telah mendapatkan penggemar dari berbagai penjuru dunia, cheerleading kompetitif juga mendapatkan perhatian dan sorotan yang cukup besar. Terutama, film kultus yang dibintangi Kirsten Dunst berjudul “Bring It On”, adalah film yang berpusat pada cheerleading kompetitif. Baru-baru ini, dokumenter seperti “Cheer” dari Netflix menunjukkan betapa brutal dan menantangnya olahraga ini!
Tim yang menerima nilai keseluruhan tertinggi dari juri memenangkan kompetisi cheerleading. Kemenangan sering kali hanya diraih dengan selisih nilai yang sangat tipis, menjadikan setiap detail eksekusi sangat krusial.