Lempar Cakram: Olahraga Olimpiade yang Penuh Sejarah
Lempar cakram merupakan salah satu cabang atletik dalam Olimpiade yang memiliki banyak kesamaan dengan olahraga lempar lainnya seperti lempar lembing dan tolak peluru. Perbedaan utamanya terletak pada objek yang dilempar – atlet harus melempar cakram berbentuk seperti frisbee sejauh mungkin ke area lapangan yang telah ditentukan.
Sejarah dan Asal Usul Lempar Cakram
Mirip dengan lempar lembing, lempar cakram termasuk dalam kategori olahraga Olimpiade kuno yang pertama kali diperkenalkan di Yunani Kuno. Bukti sejarah ini dapat dilihat melalui berbagai patung kuno seperti Diskophoros. Yang menarik, olahraga ini sempat menghilang selama berabad-abad sebelum akhirnya dihidupkan kembali pada akhir abad ke-19 oleh seorang guru senam asal Jerman bernama Christian Georg Kohlrausch.
Setelah sekitar dua dekade sejak penemuan kembali oleh Kohlrausch, lempar cakram resmi menjadi cabang olahraga Olimpiade pada ajang Olimpiade pertama tahun 1896. Sejak saat itu, olahraga ini terus bertahan sebagai bagian dari kompetisi Olimpiade modern.
Perkembangan Teknik Lempar
Awalnya, sebagian besar atlet lempar cakram menggunakan teknik yang mirip dengan cara melempar frisbee. Namun, beberapa tahun setelah Olimpiade pertama di Athena, Frantisek Janda-Suk menemukan teknik putaran yang kini menjadi standar bagi atlet modern. Hanya dalam waktu satu tahun mempraktikkan teknik baru ini, Janda-Suk berhasil meraih medali perak pada Olimpiade 1900.

Perlengkapan dan Fasilitas Lempar Cakram
Spesifikasi Cakram
Cakram merupakan objek berbentuk piringan dengan tepian melingkar yang dilengkapi dengan ring logam. Bahan pembuat cakram dapat berupa kayu, fiberglass, atau plastik dengan inti yang padat atau berongga. Untuk kategori putra, cakram memiliki diameter 22 cm dengan berat 2 kilogram (4.4 pon). Sementara untuk kategori putri, digunakan cakram berdiameter 18 cm dengan berat 1 kilogram (2.2 pon). Cakram harus bebas dari tepian tajam atau ketidakteraturan bentuk.
Area dan Keamanan Lapangan
Demi alasan keamanan, atlet lempar cakram harus melakukan lemparan di dalam kandang berbentuk U dengan tiga sisi. Desain struktur ini melindungi penonton dan petugas pertandingan. Kandang juga dirancang khusus agar cakram tidak memantul kembali ke arah atlet. Area lempar atlet ditandai dengan lingkaran berdiameter 2.5 meter (8.2 kaki), sementara titik jaring minimal harus setinggi 4 meter.

Teknik dan Metode Lempar yang Benar
Meskipun gerakan berputar cakram mirip dengan frisbee, teknik yang digunakan untuk melempar cakram sangat berbeda. Pertama-tama, pelempar cakram tidak menyentuh bagian bawah cakram saat melempar; sebaliknya, mereka menempatkan telapak tangan di atas cakram dengan ujung jari bertumpu pada sisi-sisinya. Cara memegang seperti ini membuat pemula sangat mudah menjatuhkan cakram saat mencoba melempar dengan benar.
Saat melempar, atlet berputar satu setengah putaran dengan seluruh tubuh sambil memegang cakram dengan lurus setinggi bahu. Gerakan berputar ini, yang juga digunakan oleh atlet tolak peluru, memungkinkan atlet menghasilkan momentum sebanyak mungkin untuk ditransfer ke objek yang mereka lempar.
Ketika melepaskan cakram, atlet harus membiarkannya “menggelinding” dari jari telunjuk, bukan dari jari kelingking. Idealnya, cakram harus dilepaskan setinggi bahu dan dalam garis lurus.
Sistem Penilaian dan Peraturan Pertandingan
Seperti olahraga lempar lainnya, lempar cakram memiliki sistem penilaian yang sederhana – atlet yang cakramnya mendarat paling jauh dinyatakan sebagai pemenang. Setiap peserta diberikan tiga kesempatan untuk melempar cakram sejauh mungkin.
Dua belas peserta terbaik kemudian diberikan tiga kesempatan lempar tambahan. Babak inilah yang menentukan pemenang akhir pertandingan. Jika dua pemain memiliki jarak lemparan yang sama, keduanya harus melempar sekali lagi untuk menentukan tiebreaker.
Kesalahan yang Mengakibatkan Lemparan Tidak Sah
- Cakram tidak boleh mendarat di luar batas lempar yang ditentukan. Ini dianggap sebagai lemparan foul karena ada batasan khusus area pendaratan yang diperbolehkan.
- Setelah melepaskan cakram, atlet harus tetap diam dan tidak boleh melangkah keluar dari lingkaran lempar yang ditentukan hingga cakram mendarat di tanah.
Rekor dan Prestasi Dunia
Rata-rata, atlet tingkat Olimpiade melempar cakram dengan jarak antara 195 hingga 230 kaki. Rentang ini pada dasarnya identik antara peserta putra dan putri, kemungkinan karena perbedaan berat cakram yang digunakan.
Baik rekor dunia putra maupun putri untuk lemparan cakram kompetitif terjauh ditetapkan pada tahun 1980-an oleh atlet Jerman Timur Jurgen Schult dan Gabriele Reinsch. Schult mencatat rekor putra sejauh 244 kaki pada tahun 1986, sementara Reinsch menetapkan rekor putri sejauh 252 kaki pada tahun 1988.
Kedua rekor atlet Jerman Timur tersebut masih bertahan hingga saat ini, meskipun beberapa rekor Olimpiade dan Kejuaraan Dunia lainnya telah terpecahkan hingga tahun 2022.
Penentuan Pemenang
Peserta dengan lemparan terjauh di akhir kompetisi dinyatakan sebagai pemenang. Jika beberapa peserta memiliki jarak lemparan yang identik, atlet yang tie harus melakukan satu lemparan final sebagai penentu tiebreaker.